Selasa, 24 Maret 2020

Minggu, 03 November 2019

Buku Kiri atau Kanan, Terserah

Sekarang marak sekali tuduhan dan perasaan terancam pada sebuah buku. Apakah buku harus ditutup jika isinya membahayakan? lantas seperti apakah buku yang berbahaya itu?

Buku tidak selayaknya dihadapi dengan kekuatan fisik. Buku harus dilawan dengan buku. Jika ada buku yang isinya kita tentang maka harus kita tentang dengan buku juga.

Bagiku buku hanyalah kata kata statis tanpa pembaca. Kita serang pembaca buku dengan menghadirkan buku tandingannya. 

Tentu adu strategi pasar ikut bermain dalam hal ini. Bagaimana kita menciptakan ruang bertarung sebuah buku akan membutuhkan kecerdikan pemasaran kedua penerbit.

Kita sering terkecoh pada pertarungan penerbit buku sehingga termakan hasutan untuk menafikan buku yang sedang laris dengan tuduhan tuduhan yang secara tak kasat mata ada tangan dari para penerbit itu sendiri.

Yang paling membosankan adalah isyu buku kiri dan kanan. Bagiku buku tak ada di pihak kiri atau kanan. Buku ada di jalan tengah pengetahuan.

Jumat, 25 Januari 2019

Jurus Menjadi Citizen Reporter

Kehadiran Pewarta  Warga atau Citizen Jurnalism begitu pesat di media media arus utama. Semua media, baik cetak maupun elektronik, berlomba memberikan ruang bagi warga untuk turut serta memberikan informasi. Semua mencoba memfasilitasi atau sekadar mencari konsumen atau agar tidak ditinggal konsumen informasinya sehingga konsumen pun harus dilibatkan dalam menyajikan berita.

Terlepas dari berbagai alasan media media itu memberikan kesempatan untuk munculnya pewarta warga, selalu ada sisi positif baik dari sisi media sebagai tempat warga menyampaikan berita/informasi maupun warga sebagai konsumen informasi yang dihasilkan awak media massa tersebut. Karena sekarang ini kita berada di era semua berhak bicara dan dengan ini media harus bisa memfasilitasi konsumen beritanya turut menyajikan berita kalau mereka tidak ingin ditinggalkan oleh konsumennya.

Kehadiran Buku Cara Mudah menjadi Pewarta Warga Teori dan Praktik karya Imam Nugroho ini menjadi alat pengasah pisau jurnalistik masyarakat yang ingin berpartisipasi menghasilkan berita yang kredibel. Pengalaman penulis buku ini menjadi Citizen reporter di harian surya selama hampir 9 tahun membuat buku ini menjadi referensi jitu karena ditulis praktisi yang sudah teruji tulisannya.

Imam tidak hanya menyajikan unsur 5W+H yang sering diutarakan dalam teori jurnalistik. Lebih dari itu Ia juga menyajikan teknik mendasar penyusunan kalimat berita hingga tip dan teknik mengirimnya ke sebuah media. 

Pewarta warga  pun tidak serta merta menyajikan sesuatu untuk dikonsumsi publik. Mereka pun sedikit banyak harus mengikuti aturan aturan yang berlaku dalam penyajian informasi kepada masyarakat sebagaimana yang diikuti oleh media arus utama. Salah satunya adalah validitas fakta yang mereka sampaikan kepada masyarakat karena tentunya masyarakat tidak mau hanya dicekoki gosip semata.

Sebagaimana yang diutarakan oleh Imam perihal ketrampilan menulis itu dipraktikan untuk bisa menghasilkan tulisan bukan hanya teori. Ada 4 hal yang dipersyaratkan oleh Imam agar kita bisa mampu berpartisipasi menjadi pewarta warga;

Melatih membaca dan memahami pola penulisan artikel berbagai berita yang terdapat dalam koran atau majalah
Mengumpulkan dan mendatanya secara rapi menurut tema yang diinginkan
Berlatih menyusun kalimat sesuai kebiasaan media yang hendak dituju (untuk memahami selera editor media)
Berani mengirim tulisan secara berkala (karena ini adalah latihan yang sesungguhnya)
Biar bagaimanapun Pewarta warga tak akan bertidak semaunya karena apa yang mereka sajikan akan di moderasi oleh editor media di mana media itulah yang menyediakan ruang untuk Pewarta warga berkreasi dan yang pasti tanggung jawab konten informasi adalah pewarta warga itu sendiri.

Dengan adanya Pewarta Warga  masyarakat bisa memperoleh banyak pilihan informasi/berita yang mereka inginkan. Berita yang disajikan Pewarta warga  menjadi alternatif lain karena penikmat informasi bisa merasakan bagaimana sebuah berita bila disampaikan dalam kacamata konsumen berita sebagaimana dirinya.

Informasi yang disajikan oleh Pewarta warga ada keunggulan tersendiri karena biasanya lepas dari pengaruh atasan, pemilik modal maupun kepentingan sempit golongan karena Pewarta warga kebanyakan bekerja mandiri tidak berafiliasi ke grup atau perusahaan tertentu apalagi partai politik. Hal ini dikarenakan Pewarta warga bertanggungjawab pribadi atas apa apa yang telah disebarkannya.

Meski tak tertutup kemungkinan subyektifitas berita yang dihasilkan oleh seorang Pewarta warga itu terasa, setidaknya ada pendapat lain yang mungkin bisa dijadikan referensi penikmat berita dalam menafsirkan sebuah informasi. Bukankah di era keterbukaan informasi dan kebebasan berpendapat suara suara bukan hanya monopoli awak media?

Judul: Cara Mudah Menjadi Pewarta Warga (Teori dan Praktik)
Penulis: Imam Nugroho
Penerbit: Indie Book Corner, Yogyakarta
Tebal: xii+114 hlm
Tahun: 2018